DARI SENGKUNI HINGGA DRUPADI
____________________________________________________________________________________________________
Melihat dari kisah wayang Mahabarata, Sengkuni
adalah seorang mahapatih dan juga penasehat dari kerajaan Astina yang kala itu dikuasai
oleh Kurawa. Dalam cerita pewayangan tersebut, Sengkuni digambarkan sebagai
sosok yang sangat licik. Dimana pada akhir cerita, hanya seorang Bima yang
mampu mengalahkan sengkuni.
Teater Perdikan Sengkuni 2019 (TBY) |
Tokoh dalam wayang kerap dikaitkan dengan tokoh
politik di Indonesia. Ada yang baik, ada juga yang jahat. Sengkuni jadi bahan
diskusi, lantas mengapa karakter mitos wayang kerap disangkut pautkan dengan
dunia nyata?
Sesungguhnya
terhadap hampir seluruh peristiwa elit di panggung negeri ini tidak sedang
mempergulatkan keraitivitas kebangsaan dan sejarah secara mendasar, melainkan
sedang menikmati tontonan ketoprak dan wayang.
Dalam
konteks ini, bukan terutama pada fungsi dalang atas wayang, yang dalam politik
sehari-hari kita sebut pencitraan, penokohan, rekayasa politik, dan
peristiwa. Hingga mekanisme top down pemerintahan, kebijakan politik dan lain
sebagainya. Dalam kosmos seni budaya wayang, tokohnya bukanlah manusia,
sementara rakyat selalu anonym dan dianggap tidak memiliki kehendak atau
apalagi kedaulatan. Wayang adalah kisah mengasikan mengenai raja-raja, ksatria,
dewa dewi.
Dunia pewayangan juga moncer di panggung birokrasi sosial politik
negeri ini, hanya sayangnya tanah ini lebih sering memilih tokoh-tokoh wayang antagonis
ketimbang si baik yang dengan penderitaan dan perjuangan luar biasa melawan fitnah hingga perlakuan keji dari para pendzalim yang disebut sebagai Sengkuni.
Sengkuni
adalah pakar ilmu licik, dengki, dan iri hati. Singkat kata, pakarnya dzalim,
mungkar lagi makar. Sengkuni, anak Prabu Gandara dari Kerajaan Plasajenar
bernama asli aryasuman, lantaran omongannya culas, ia dijuluki Sengkuni, paduan
kata dari "sangka" atau akibat dan "uni" atau ucapan. Dalam legenda Mahabarata,
semenjak masa kanak-kanak, Sengkuni senantiasa menghasut dan memperdaya para
Pandawa lalu menganak emaskan para Kurawa. Pertarungan saudara-saudara itu
dikemas dalam kisah panjang dalam sekuel etos Baratayuda di Padang kurusetra.
____________________________________________________________________________________________________
Komentar
Posting Komentar